Laman

Selasa, 12 November 2019

Abu-Abu


Hari ini tidak seperti biasanya.
Cahaya itu kembali meredup dan awan gelap menutupi setengah dari ruangan ini.
Mendung, kelabu dan segala hal yang menutupinya.
Cahaya yang selalu menerangi sudah tidak ada lagi.
Hanya haru biru dan nyinyiran yang bergaung.
Tak ada lagi tawa canda bahkan sapa.
Mereka berkutat dengan urusan masing-masing.
Tanpa peduli siapa yang sedang berbicara di sebelahnya.
Tanpa peduli seberapa cepat waktu berjalan.
Mereka bisa tidak peduli apakah karena tidak dipedulikan?
Ah, mereka hanya perasa yang tidak peka.
Kepedulian sekitarnya pun tidak dipedulikan.
Wajar hari-hari sangat gelap.
Gelap. Gulita.
Awan kelabu sudah menjadi hal biasa di ruangan ini.
Hanya sedikit cahaya yang bisa menembus kaca.
Semua tertutup oleh caci dan makian yang bertubi-tubi.
Aku mencoba masuk lebih dalam lagi di ruang sesak ini.
Berharap aku bisa memberikan tambahan cahaya di sini.
Aku hapus sedikit demi sedikit caci maki yang terlanjur memenuhi.
Aku coba dan terus coba tetapi aku belum berhasil.
Ruangan ini terlalu besar untukku.
Ntah sampai kapan aku bisa mengembalikan kelabu menjadi pelangi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar