Ntah ini tulisan keberapa mengenai skoliosis, tapi ini masih jadi topik menarik. Semakin kesini semakin aku bisa membuka mata mengenai hal ini. Skoliosis adalah suatu kelainan pada tulang punggung yang mengakibatkan tulang punggung berbentuk menyerupai huruf S. Kenapa saya bilang menjadi topik menarik? Karena skoliosis ini bisa kena kepada siapa saja. Skoliosis bisa terjadi karena gen ataupun idioaptik atu tidak diketahui sebabnya. Saya banyak mencari tahu mengenai idiopatik ini. Ternyata hal-hal yang membuat seseorang bisa terkena skoliosis ini karena kebiasaannya sendiri.
Contoh membawa bawaan berat dengan menggunakan tas selempang. Jadi beratnya hanya di sebelah kiri atau kanan saja. Itu juga bisa membuat seseorang menderita skoliosis. Ada juga dari posisi duduk, mungkin duduk dengan posisi kaki menyilangkan kaki saat duduk di kursi terlihat lebih elegan, tapi jika terlalu sering duduk dengan posisi seperti itu bisa membuat punggung miring dan bisa juga mengakibatkan skoliosis. Biasanya skoliosis ini jarang disadari oleh penderita. Mereka akan merasa nyeri punggung saja tidak tahu apakah menderita skoliosis atau tidak.
Dampak bagi penderita skoliosis juga bermacam-macam dari mulai sesak nafas sampai tidak bisa berjalan dengan sempurna jika derajat kemiringannya sudah parah. Bagi ibu hamil ada yang mengatakan jika tidak bisa melahirkan secara normal, tapi sebenarnya saat saya bertanya kepada dokter kandungan tidak masalah jika derajat kemiringannya masih ringan. Dikatakan ringan derajatnya kalau kurvanya kurang dari 20 derajat. Kategori sedang 20 - 40 derajat dan kategori skoliosis berat 40 - 50 derajat atau lebih.
Saya sendiri seorang scolifighter. Istilah untuk orang-orang yang memiliki tulang punggung yang spesial. Berawal dari sering membawa beban berat dipunggung dan akhirnya tidak sadar kalau ternyata ada masalah di tulang punggung. Awalnya berat karena harus mengikuti rules yang diberikan oleh dokter. Tidak boleh ini, tidak boleh itu. Macem-macem. Dari situ saya beripikir kalau saya terus-terusan merasa takut yang ada saya tidak akan berkembang dan akan berada di titik takut saya saja. Akhirnya saya coba untuk memberikan afirmasi kepada diri sendiri bahwa saya tidak apa-apa. Saya kuat, dan saya bisa melawan rasa takut saya. Allhamdulillah ternayata itu berjalan dengan lancar. Bahkan sampai saya hamilpun tidak ada masalah dengan tulang punggung saya, derajat kemiringannyapun sepertinya tidak berubah. Walaupun masa istirahat saya lebih lama dari biasanya tetapi tidak menghambat aktifitas saya lainnya. Jadi, jadikan kekuranganmu menjadi kelebihanmu dengan caramu sendiri. Mengambil hikmah dari setiap hal yang kita jalani dan tetap berpikir positif kuncinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar