Laman

Senin, 07 November 2011

tuan pelamun

cerita sang pencerita kembali terungkap, tentang karang yang diterjang oleh ombak dan menghancurkannya. Sebesar itulah yang terjadi. Tentang semua cerita tuan pelamun. Ia tertunduk dihadapan Tuhannya, ia berdoa siang malam hanya untuk membuat dirinya menjadi lebih terbuka. Tuan pelamun ditemani nyonya gerimis dan tuan dingin, namun hatinya hampa bak ruang lapang tanpa sedikitpun debu yang ada. Bersih putih tapi tak ada seorang putri yang singgah dihatinya. Apa mungkin itu tak terlihat? karena tuan pelamun memiliki tempat khusus untuk seseorang dihatinya? tempat yang jauh lebih indah dalam singgahsananya.
"tuan, mengapa anda terus berdiam diri" tanya nyonya gerimis kala itu
"aku hanya ingin berbagi dengan malam" jawab tuan pelamun dengan tatapan kosongnya
"apakah ini semua karena ulah putri, tuan?" nyonya gerimis semakin penasaran
"aku hanya tak ingin orang mengetahuinya" jawab tuan pelamun masih dengan tatapan kosong
nyonya gerimis pergi meninggalkan tuan pelamun sendiri, ia merasa sedih melihat tuan pelamun yang hanya berdiam diri.
Setelah sekian lama ia berdiam, pada akhirnya ia berniat menemui sang putri, tetapi apalah daya. Sang putri telah dipersunting oleh tuan kuasa, sang putri sangat bahagia kala ia melihatnya. Tuan pelamunpun pulang tertunduk dihadapan Tuhannya, ia menangis. Tangis bahagia karena sang putri telah bahagia, meski itu bukanlah miliknya. Tangis pilu karena tuan pelamun hanya bisa menyimpan sang putri dihatinya tanpa sang putri tahu tentang rasa tuan pelamun.
"apa jadinya aku tanpanya Tuhan, ialah yang membangkitkan setiap detik dalam hidupku, ialah yang menjadikan malamku bersinar, dengan mimpi indah yang ia berikan, ialah mentari dalam kabutku, aku ikhlas dengan semua rencana duniamu Tuhan, sedikit ku pinta saat ragaku kembali menyatu dengan tanah surgamu lahirkan aku dengan tetap bersama dengannya dalam taman firdausMu"
tuan pelamun pun terlelap dalam tangis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar