Tampak seorang maya dalam nyataku, dalam hening yang tak kukira dan tak kubayangkan, dan dalam tanda tanyaku. Tampak ia yang mendekat dan terus mendekat. Melihat kesekeliling, banyak orang disekitarku. Sepertinya lebih banyak yang menatapku seolah ingin menerkamku. Rasanya mereka tak suka dengan keadaan ini. Aku peduli akan sekitarku, tapi aku peduli tentang rasa ini meskipun ini tak mudah.
Aku terus berjalan terus dengan tetap bertegur sapa dengan siapa saja yang melihat. Ku lalui satu persatu diantara mereka. Aku genggam tangan mereka, tanpa sedikitpun merayu. Aku hanya ingin memberikan pengertian, langkahku ringan dan terus aku berjalan.
Persimpangan pertama tlah ku lalui. Masuk aku dalam persimpangan kedua, dimana disitulah semua menertawaiku. Aku ikut bersenda gurau dengan mereka. Aku rasakan apa yang mereka rasa. Aku ceritakan tentang rasa ini, rasa yang sesungguhnya, mereka tak mempercayaiku. Aku dapat keluar dari sini karena ada seorang yang menolongku dan membawaku pada titik akhir persimpangan ini.
Persimpangan ketiga aku melihat semua tersenyum ramah, dan aku dipersilahkan untuk berjalan dengan leluasa, malah aku ditawari menunggangi kuda putih yang cantik. Aku diantar oleh salah satu diantara mereka yang baik, dan akupun sampai.
Persimpangan keempat persimpangan terberat yang aku rasa, di mana aku melewati sekumpulan orang yang mencibirku. Menganggapku hanya seseorang yang tak berarti. Tak tahu apa yang harus aku lakukan saat ini. Aku mencoba bergerak melawan mereka tapi aku terus didorong mundur. Aku tak bisa melangkah. Aku berusaha sekuat tenaga, dan tak ada yang mampu menolongku. Akhirnya aku rasuki orang yang menjelekkanku aku katakana tentang rasa terbesar dalam hatiku. Ia terkejut, ia terjatuh. Semua mengikuti satu persatu mereka terjatuh, dan aku berjalan lagi.
Hingga aku sampai pada persimpangan yang kulalui sekarang. Tak tahan aku melihatnya, melihat orang-orang yang siap menerkamku kapan saja. Meskipun ada beberapa orang yang melihatku iba, melihatku dengan tatapan peduli terhadapku. Setiap langkah si baik hanya bisa menasehati karena akulah yang sedang melangkah, si jahat merasuki pikiranku agar aku berhenti dan tak melangkah. Aku bingung, dan aku tak tau apa jalan ini dapat kulalui atau aku tetap terperangkap dalam persimpangan ini …..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar